Langkah-langkah menuju pendanaan berkelanjutan untuk pengelolaan hutan masyarakat di Jantung Kalimantan

14 Dec 2017
Proyek Pengelolaan Hutan dan Keanekaragaman Hayati yang Berkelanjutan di Kalimantan/The Sustainable Forest and Biodiversity Management in Borneo didanai Bank Pembangunan Asia (ADB TA-8331-INO) dan dilaksanakan oleh Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Republik Indonesia dengan bantuan teknis dari LTS International, Daemeter Consulting dan GOPA. Sejak bulan Januari 2016 proyek ini telah bekerja di dua lokasi di Kalimantan Barat dan Utara yang membangun proyek percontohan untuk pengelolaan hutan masyarakat dengan pendanaan berkelanjutan.
 
Lebih dari 18 bulan tim lapangan bekerja bersama masyarakat Desa Nanga Lauk di Kabupaten Kapuas Hulu dan Punan Long Adiu di Kabupaten Malinau, untuk memahami pendorong-pendorong lokal terjadinya deforestasi, degradasi hutan dan kehilangan keanekaragaman hayati dan mengembangkan kegiatan-kegiatan untuk mengatasinya. Di Nanga Lauk, kegiatan-kegiatan proyek berfokus pada Hutan Desa mereka yang baru saja disetujui dan areal hutan produksi di sekitarnya yang diharapkan dapat dikelola oleh masyarakat. Masyarakat di Punan Long Adiu telah bekerja sejak 2012 untuk mendapatkan pengakuan terhadap wilayah masyarakat adat mereka dan diharapkan proyek ini dapat membantu memperoleh pengakuan resmi areal ini sebagai Hutan Adat.
 
Pak Piang Irang, mantan Kepala Desa Punan Long Adiu, termenung memikirkan masa depan Wilayah Masyarakat Adat Punan Adiu. Fotografer: Andri Tambunan, 2016.
Pak Piang Irang, mantan Kepala Desa Punan Long Adiu, termenung memikirkan masa depan Wilayah Masyarakat Adat Punan Adiu. Fotografer: Andri Tambunan, 2016.
 
Kedua desa proyek percontohan memiliki pendorong deforestasi dan degradasi yang berbeda dan pendekatan pengelolaan yang berbeda telah dikembangkan untuk memungkinkan masyarakat mengatasinya. Pendekatan-pendekatan yang berlaku di kedua desa termasuk pendekatan untuk meresmikan hak pengelolaan dan mengajukan perizinan agar masyarakat dapat memperoleh manfaat dari pembayaran jasa ekosistem/payments for ecosystem services (PES) dan penjualan sertiikat reduksi emisi gas rumah kaca, karena kedua lokasi proyek memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi dan berpotensi untuk mereduksi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD). Kedua desa akan mengesahkan peraturan desa terkait dengan pemanfaatan sumberdaya hutan, dan mengerahkan tim patroli dan pemantauan hutan untuk menjaga ketertiban wilayah dan melacak kondisi hutan dan indikator keanekaragaman hayati utama.
 
Untuk menyediakan sebuah hubungan pada pendanaan jangka panjang yang berkelanjutan, desa-desa ini bersama-sama berusaha untuk mengembangkan proyek yang disertifikasi oleh Plan Vivo Standard, dan Verified Conservation Area Standard. Jika berhasil, proyek-proyek ini akan menjadi yang pertama mendapatkan sertifikasi ganda ini, yang diharapkan akan membantu menarik pendanaan dari penyandang-penyandang dana yang tertarik pada konservasi keanekaragaman hayati sekaligus mereduksi emisi gas rumah kaca dan memberikan manfaat penghidupan bagi masyarakat yang berpartisipasi. Sebuah tonggak sejarah yang penting menuju tercapainya tujuan tersebut telah dicapai minggu ini, karena kedua proyek telah mendapatkan persetujuan atas Catatan Gagasan Proyek/Project Idea Notes dari Yayasan Plan Vivo. Dokumen yang telah disetujui tersebut dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dapat diakses melalui Plan Vivo website.
 
Selama beberapa bulan mendatang, tim proyek akan terus bekerja di kedua desa untuk mengembangkan rencana pengelolaan dan peraturan desa, dan memberikan pelatihan dan dukungan untuk memulai kegiatan-kegiatan patroli dan pemantauan hutan. Diharapkan pada akhir tahun tim proyek dapat menyerahkan kendali sepenuhnya kepada organisasi koordinator proyek lokal - PRCF Indonesia untuk Nanga Lauk dan Lembaga Pemerhati dan Pemberdayaan Dayak Punan Malinau (LP3M) untuk Punan Long Adiu, yang akan mampu melanjutkan bekerja bersama masyarakat untuk melindungi hutan mereka, dan mengakses dukungan pendanaan dari penyandang dana Verified Conservation Area dan penjualan sertifikat Plan Vivo.
 
For further information about the projects and how you can support them please contact the team via info@daemeter.org.
 

Gambar 1 menunjukkan PIN seperti yang disajikan di situs web DESCA, dan juga dapat ditemukan di sini http://ekowisata.org/category/berita/