El Niño semakin mungkin terjadi, perusahaan perlu siap hadapi kebakaran

19 May 2014
Kemungkinan El Niño akan terjadi setelah Juni tahun ini telah mencapai di atas 65 persen. Perusahaan kehutanan dan perkebunan perlu meninjau ulang dan memperbarui strategi pencegahan dan penanganan kebakaran.
 
Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di hutan yang rusak atau lahan gambut lebih berisiko terkena dampak fenomena musim kering yang berkepanjangan, kata Philip Wells, Direktur Perencanaan Tata Ruang dan GIS/Penginderaan Jarak Jauh di Daemeter Consulting. “Sebagai langkah persiapan, perusahaan perlu meninjau standar prosedur operasi, melakukan pelatihan ulang dan menguji peralatan mereka serta memastikan mereka punya tim yang mampu menghadapi dampak El Niño,” he said.
 
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dari Amerika Serikat mengatakan di situs webnya bahwa kemungkinan El Niño akan terjadi di musim panas tahun ini sudah lebih tinggi dari 65 persen. “Masih ada banyak ketidakpastian tentang kapan persisnya akan terjadi El Niño dan bahkan lebih banyak lagi ketidakpastian tentang seberapa parah tingkatnya,” kata NOAA. Organisasi ini memperbarui estimasi mereka setiap bulan.
 
El Niño adalah pemanasan lautan Pasifik bagian tengah dan timur yang membawa perubahan pola cuaca yang besar di seluruh kawasan ini dan meningkatkan kemungkinan cuaca kering di Indonesia dan daerah Pasifik Barat. Di Indonesia, ini berarti semakin mungkin terjadi kebakaran hutan besar. Antara 9,7 juta dan 11,7 juta hektar lahan terkena dampak kebakaran di Indonesia ketika El Niño besar terjadi di tahun 1997 dan 1998, menurut laporan dari tahun 2003 yang dikeluarkan Center for International Forestry Research (CIFOR).
 
Kebakaran hutan, terutama di Sumatera, dan dan kabut asap yang ditimbulkannya telah mengganggu Indonesia dan negara tetangga awal tahun ini. Lebih dari 61.000 orang di Riau harus mendapatkan perawatan kesehatan bulan Maret dan April lalu karena menghirup asap.
 
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memperingatkan bahwa musim kemarau tahun ini bisa lebih panjang daripada tahun-tahun sebelumnya karena adanya El Niño, yang diperkirakan akan dimulai bulan Juli, menurut artikel di The Jakarta Post hari ini. Kepala bagian meteorologi BMKG, Mulyono R. Prabowo, mengatakan bahwa El Niño yang akan datang tidak akan separah yang dialami tahun 1997/1998. Namun, sektor pertanian perlu tetap bersiap-siap menghadapi dampaknya terhadap produksi, menurut harian tersebut. 
 
 
Foto berasal dari Center for International Forestry Research (CIFOR)